“Apakah Klik Bisa Menyelamatkan Eksistensi?” – Diskusi Filsafat Tentang link GBOWIN
“Apakah Klik Bisa Menyelamatkan Eksistensi?” – Diskusi Filsafat Tentang link GBOWIN
Blog Article
Lokasi: Ruang Kelas Filsafat Rakyat 101, Universitas Jalanan Nusantara
Dosen: Pak Arya – Eks buruh pabrik, sekarang dosen filsafat sosial
Topik: Kebebasan, Harapan, dan link GBOWIN
[Kelas Dimulai]
Pak Arya membuka sesi:
“Anak-anak, hari ini kita bahas fenomena digital yang tidak diajarkan di Oxford atau Harvard,
tapi sangat penting di Bekasi, Sidoarjo, hingga Jatinegara:
link GBOWIN.”
Mahasiswa mulai tertawa kecil. Tapi mereka tahu, ini bukan candaan kosong.
Mahasiswa 1: “Apakah ini bentuk pelarian?”
“Menurut saya, link GBOWIN itu mirip dengan konsep opium rakyat ala Marx.
Ia bukan solusi nyata, tapi membuat orang percaya mereka masih bisa melawan realitas — meski hanya lewat klik.”
Mahasiswa 2: “Tapi bukankah itu juga bentuk kebebasan?”
“Justru, saat seseorang klik link GBOWIN, ia sedang memilih.
Dan Sartre bilang: eksistensi adalah tentang memilih.
Di dunia yang tak adil, klik adalah bentuk paling sunyi dari kebebasan.”
Mahasiswa 3: “Atau mungkin itu bentuk absurd?”
“Saya teringat Camus dan The Myth of Sisyphus.
Tiap hari orang login dan klik di link GBOWIN, tahu mungkin tak akan menang.
Tapi mereka tetap melakukannya.
Dan di sanalah absurditas hidup terlihat paling jujur.”
Pak Arya Menutup
“Link GBOWIN itu bukan hanya situs.
Ia adalah cermin.
Ketika kalian tertawa saat dengar namanya,
kalian sebenarnya sedang mengakui bahwa kalian juga pernah berharap lewat hal-hal absurd.”
Lalu ia menulis di papan:
“Di dunia yang penuh ilusi struktur, klik adalah puisi perlawanan.”
Epilog
Malam itu, para mahasiswa pulang.
Sebagian membuka catatan kuliah.
Sebagian membuka link GBOWIN.
Bukan untuk menang. Tapi untuk mengerti lebih dalam apa yang tadi dibicarakan.
#linkGBOWIN #FilsafatDigital #EksistensiKlik #KelasRakyat
Report this page